SENSOR PHOTOELECTRIK 2


  • Ide yang pertama gini nih. :)

Di industri makanan yang berlabel, semua makanan harus sudah diberi label sebelum dijual atau dilempar kepasaran.
Setiap pekerjaan pasti tidak lepas dari yang namanya "human eror". Kadang-kadang saat memberi label tersebut ada saja makanan yang terlewat belum diberi label. Dan kebanyakan dalam proses sortir masih menggunakan tenaga manusia, dan karena proses sortir itu banyak sekali makanan yg harus disortir maka kadang terlewat juga, makanan yang belum terlabeli sudah masuk ke bagian packaging atau pengemasan.

Solusi dari saya agak gila, tapi ya gini adanya. check this idea :)

Prinsip kerja nya gini :
Saat makanan lewat, sensor photoelektrik akan medeteksi apakah makanan tersebut sudah berlabel atau belum.
Jika sudah berlabel, maka penyaring barang akan mendorong makanan ke "box siap packaging".
sedangkan jika belum berlabel, maka penyaring barang akan medorong makanan ke "box blm berlabel".



  • ide yang kedua gini nih. :)

Pabrik minuman dengan kemasan plastik. Pasti ada standar seberapa penuh isi dari tiap kemasan.
Biasanya proses pengisian kemasan dilakukan oleh mesin, mesin kadang juga bisa eror. Erornya mungkin pada saat pengisiian minuman kekemasan kurang atau tidak sesuai standar.
Saat sortir, mata manusia susah menentukan apakah isi dari kemasan sudah sama atau belum.

Solusi dari saya simple sih. langsung aja check check. :)

Prinsip kerjanya gimana? nih boleh dibaca. :)
Jadi sensor photoelektrik akan menyensor banyaknya air yang ada pada kemasan sesuai standar atau tidak.
Jika kemasan berisi minuman sesuai standar, maka minuman tersebut akan lanjut ke proses packaging.
Tetapi jika kemasan berisi minuman yang tidak sesuai standar, maka alarm akan menyala untuk memberitahu pada petugas sortir bahwa minuman tersebut tidak sesuai standar.




  • Ide yang ketiga gini nih. :)
Biasanya di taman bermain yang ada rollercoaster nya suka ada tes tinggi badan yang menentukan apakah pengunjung boleh main atau tidak.
Pegawai nya sendiri kadang-kadang cuma spekulasi waktu tes tersebut. Dan itu membahayakan keselamatan dari pengunjung itu sendiri.
Karena faktor salah membaca saat tes tersebut sering terjadi.

Solusi ane begini nih. :)


Prinsip kerjanya simple. Yuk disimak :)

Saat ada pengunjung yang mau bermain rollercoaster harus tes tinggi badan dulu. Pengunjung harus berdiri di alat pengukur tinggi badan.
Jika tinggi pengunjung bisa menghalangi sensor photoelektrik tersebut, maka sensor photoelektrik menyensor dan speaker yang sudah disambungkan akan berbunyi "LOLOS". Tandanya pengunjung tersebut boleh bermain rollercoaster dan memenuhi standar.
Jika tinggi pengunjung tidak menghalangi sensor photoelektrik, maka sensor tidak menyensor dan speaker akan berbunyi "Maaf tidak LOLOS". Tandanya pengunjung tidak boleh bermain rollercoaster.

Itu semua ide - ide yang muncul di otak saya. Semoga bermanfaat. :)
Writter : Clara Eunike Wahyuningsih (111313005)

1 komentar:

  1. untuk ide yang pertama, seharusnya sensor photoelektrik plus, yaitu plus mata kita ya, hehehe

    untuk ide yang kedua, mengapa menggunakan photoreflektif, kok tidak through beam?

    untuk ide yang ketiga, pertanyaannya sama seperti ide yang kedua, mengapa menggunakan photoreflektiv, kok tidak thorugh beam? Kalau menggunakan photoreflektiv, kalau ada yang pakai baju putih, bisa-bisa nggak lolos nih, sekalipun tingginya 2 m.

    BalasHapus